Ini kisah seorang teman.. mengenai pengalamannya menjalani beasiswa. saat ini dia dan temannya sedang mengikuti pendidikan di salah satu uni di brisbane, australia. kami bertemu belum lama ini dan dia bercerita bagaimana “penantian” untuk mendapatkan dana beasiswa itu…
Dia bilang bahwa pencairan dana beasiswa itu, tergantung APBN. yang terjadi kemudian adalah keterlambatan penerimaan dana.. kalo hanya molor satu dua minggu, nggak masalah dong. tapi kalo sampe berbulan-bulan…walahhh…
Nah gara-gara itu pula, temannya yang sesama penerima beasiswa dikti, harus berutang dulu untuk bayar biaya kuliah. contohnya kayak semester ini, paling telat biaya kuliah (tuition fee) itu dibayar februari awal, sementara kabar dari indonesia.. dana beasiswa itu baru akan cair sekitar april! bayangkan….emang bisa nego ama kampus untuk minta keringanan, tapi ada syarat lain yang diminta, yaitu surat dari kampus mengenai “adalah benar si student ini dijamin oleh kampus tersebut”.
Parahnya teman ini meminta surat keterangan dari kampusnya (sebuah perguruan tinggi negeri bergengsi di tanah air) sejak november 2008 lalu, sampe awal februari ini belum juga ada… “biasalah, birokrasi di sana…gimana, tau sendiri,” ujar si teman. jadilah si teman tersebut kalang kabut, cari pinjaman sana sini untuk biaya kuliah. Ga tanggung-tanggung, nilai tuition fee nya itu 10 ribu dolar australia… dengan rate 7300 rupiah per AUD, maka tuition fee itu menjadi sekitar 73 juta rupiah selama satu semester. duit dari mana coba??
birokrasi menjadi persoalan serius di negeri kita… orang sekolah di luar negeri, janjinya dibiayai.. dan memang jumlahnya lumayan gede lho…beasiswa dikti ini.. hampir sama dengan beasiswa ADS yang aku terima. bedanya, kalo beasiswa ADS, semuanya sudah terencana.. sudah tertata dengan cukup baik, ga ada urusan puyeng ama duit kuliah dsb.. sementara beasiswa dikti ini kudu menunggu pencairan dana yang per semester…itupun telat pula.. karena seperti dibilang tadi.. tergantung APBN.
Udah gitu, konon, menurut si teman ini, pengumuman penerimaan beasiswa dikti ini pun mepet dengan saat daftar ulang ke uni… jadinya itu tadi, kalang kabut. masih cerita teman yang tadi, dia hanya punya waktu 2 minggu untuk mengurus visa sampai beli tiket sebelum berangkat… cuma dua minggu.. kebayang kan, gimana lari-larinya mencari semua itu…:D
untuk mengurus visa kan, salah satunya harus tes kesehatan, dan itu kalo salah pilih rumah sakit untuk tes juga bisa runyam urusannya…
Aku cerita ini bukan bermaksud menakut-nakuti..justru share informasi, agar para peminat beasiswa dikti ini lebih bersiap dengan segala kemungkinan.. bersiap dengan beberapa strategi…
nggak cuma perang yang perlu strategi lho
tapi semua kesulitan itu, sesuailah dengan keuntungan yang diperoleh. karena setiap proses beasiswa, pasti ada keuntungan dan kesulitannya…
so, maju terus pantang mundur…:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar